Tampilkan postingan dengan label tak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tak. Tampilkan semua postingan
Kamis, 19 Desember 2013
Orang Kaya Cenderung Tak Sabaran Saat Antrian
Kekayaan tampaknya tak berkaitan dengan kesabaran seseorang. Namun faktanya penelitian terbaru mengungkap bahwa orang kaya cenderung tak sabaran saat mengantri, kecuali jika mereka mengantri untuk makanan yang segar.
Berdasarkan penelitian di Columbia University, kesabaran seseorang dan toleransi yang mereka miliki saat mengantri untuk membeli makanan berkaitan dengan sensitivitas mereka terhadap uang dan harga.
Antara lain, keinginan mereka untuk mengantri berkaitan dengan seberapa mahal harga barang tersebut bagi mereka, seperti dilansir oleh Daily Mail (08/10). Orang kaya biasanya memiliki sensitivitas yang rendah terhadap harga, sementara orang dengan keadaan ekonomi menengah ke bawah cenderung lebih sensitif.
Akibatnya, ketika mengantri, orang yang kaya seringkali tak sabaran atau bahkan menghindari antrian. Sementara orang dengan keadaan ekonomi menengah ke bawah lebih sabaran dan bersedia mengantri, meski antrian tersebut cukup panjang.
Meski begitu, diketahui bahwa orang kaya lebih bersedia mengantri ketika mereka membeli makanan segar. Misalkan membeli makanan yang mudah basi atau benda yang dibutuhkan saat itu juga.
Penelitian ini juga menemukan bahwa kebanyakan orang hanya berfokus pada panjangnya antrian dan bukan pada seberapa cepat antrian tersebut bergerak. Bagaimana pendapat kalian tentang hasil penelitian di atas?
ReadFull Article ..
Berdasarkan penelitian di Columbia University, kesabaran seseorang dan toleransi yang mereka miliki saat mengantri untuk membeli makanan berkaitan dengan sensitivitas mereka terhadap uang dan harga.
Antara lain, keinginan mereka untuk mengantri berkaitan dengan seberapa mahal harga barang tersebut bagi mereka, seperti dilansir oleh Daily Mail (08/10). Orang kaya biasanya memiliki sensitivitas yang rendah terhadap harga, sementara orang dengan keadaan ekonomi menengah ke bawah cenderung lebih sensitif.
Akibatnya, ketika mengantri, orang yang kaya seringkali tak sabaran atau bahkan menghindari antrian. Sementara orang dengan keadaan ekonomi menengah ke bawah lebih sabaran dan bersedia mengantri, meski antrian tersebut cukup panjang.
Meski begitu, diketahui bahwa orang kaya lebih bersedia mengantri ketika mereka membeli makanan segar. Misalkan membeli makanan yang mudah basi atau benda yang dibutuhkan saat itu juga.
Penelitian ini juga menemukan bahwa kebanyakan orang hanya berfokus pada panjangnya antrian dan bukan pada seberapa cepat antrian tersebut bergerak. Bagaimana pendapat kalian tentang hasil penelitian di atas?
Kamis, 24 Oktober 2013
Nimota City Sport RS 1 Serupa Tapi Tak Sama
Tak hanya pabrikan Yamaha saja yang kena "Serupa Tapi Tak Sama" dari Nimota, pabrikan Honda juga kena mas bro mba sist dan produknya bukan CBR150R tapi Honda City Sport 1.Nama lengkapnya adalah Nimota City Sport RS 1, ada embel-embel(tambahan) RS diantara "Sport" dan "1". Wah makin terang-terangan ya, sebenarnya sudah tidak heran lagi mengingat dahulu juga banyak produk motor Cina yang hanya beda 1-2 huruf saja dari motor Jepang.
Mungkin karena di Malaysia Honda City Sport 1 tidak beredar, maka Nimota berani untuk memakai nama yang sama dengan yang ada di Indonesia. Yups...seperti Nimota CK9, Nimota City Sport RS 1 ini juga sekilas sama dengan Honda City Sport 1, seperti bentuk body, headlamp, knalpot, velg, ukuran ban dan piringan cakram. Tapi tentunya masih ada bedanya mas bro mba sis, yang paling mencolok bedanya ada di lis velg dan mesin. Jika biasanya bila melihat ke mesin Honda City Sport 1 tidak akan nampak sirip pendinginan karena telah dibantu oleh pendinginan air, di Nimota City Sport RS 1 akan hadir sirip pendinginan.
Yups...urusan mesin tentunya menjadi pembeda walaupun sama-sama 125cc SOHC tapi sepertinya tenaga Nimota CS RS 1 lebih rendah dari Honda CS 1. Bagian speedometer tidak terlihat sehingga kurang tahu apakah juga mengikut atau tidak. Walaupun sebuah produk desainnya bisa ditiru tapi untuk kualitas akan susah ditiru,apalagi jika sang peniru memberikan harga jual yang lebih rendah dari produk yang ditirunya, maka kualitas pastinya akan tidak terjamin.
Langganan:
Postingan (Atom)