Selasa, 12 November 2013

Browse Manual » Wiring » » » » » » » Kualitas Tidur Pengaruhi Daya Ingat Anak

Kualitas Tidur Pengaruhi Daya Ingat Anak

Tidur Pulas


Selama ini jam tidur yang tidak memadai atau kualitas tidur yang buruk seringkali dikaitkan dengan rendahnya kondisi kesehatan atau penurunan performa kerja pada orang dewasa. Tapi baru-baru ini sebuah studi mengungkap bahwa kondisi serupa juga bisa dialami oleh anak-anak.

Seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (26/2/2013), tim peneliti dari University of Tuebingen, Jerman, mengungkapkan bahwa anak yang memiliki jam tidur yang cukup memiliki daya ingat yang tinggi, termasuk performa akademis yang baik di sekolah. Bagaimana bisa?

Dalam sebuah studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Neuroscience, diungkapkan bahwa anak-anak diketahui mampu melakukan proses pembelajaran secara lebih baik karena seorang anak dapat mengubah wawasan yang bersifat implisit menjadi eksplisit secara lebih efektif.

Wawasan eksplisit adalah informasi yang tersimpan di dalam pikiran sedangkan wawasan implisit merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu meski tak pernah mengetahui bagaimana caranya atau belajar sebelumnya (pengalaman). Implisit sebenarnya dapat diubah menjadi eksplisit dan begitu juga sebaliknya namun efek tidur terhadap daya ingat seseorang belum pernah dipelajari secara ekstensif sebelumnya, terutama pada anak-anak.

Untuk itu ketua tim peneliti, Dr. Jan Born dan rekan-rekannya melatih 28 anak-anak dan orang dewasa untuk menekan tombol-tombol yang terletak pada sebuah panel dalam urutan tertentu menggunakan metode trial and error. Kemudian setelah tidur semalaman, partisipan diminta untuk mengingat-ingat kembali urutan tombol-tombol yang harus ditekan. Dari situ diketahui bahwa performa partisipan anak saat melakukan tes daya ingat ini jauh lebih baik daripada orang dewasa.

Usut punya usut hal ini ada kaitannya dengan tahapan terdalam pada tidur yang ditandai adanya pola otak yang disebut slow wave activity, gelombang listrik yang berseliweran ke penjuru otak dan biasanya terjadi satu kali dalam satu detik atau 1.000 kali dalam semalam. Slow wave activity telah lama dipercaya berkontribusi terhadap pengembalian mood dan sumber kemampuan belajar, berpikir dan mengingat sesuatu pada manusia.

Dari studi peneliti menemukan bahwa anak-anak memiliki slow wave activity yang lebih lambat, artinya performa memori eksplisitnya juga lebih baik ketimbang orang dewasa.

"Meskipun manfaat tidur terhadap daya ingat anak telah terbukti namun sebenarnya efeknya tak lebih besar bila dibandingkan dengan yang terjadi pada orang dewasa. Hanya saja jika sebelum tidur dilakukan pelatihan gerakan motorik berurutan (seperti dalam studi) maka anak-anak akan memperoleh keuntungan yang lebih besar dalam memaparkan wawasan eksplisit dari pelatihannya semalam setelah tidur," terang Dr. Born.

"Anak-anak cenderung memiliki wawasan eksplisit yang lebih besar karena slow wave activity-nya yang lebih tinggi dan aktivasi hippocampal (bagian terbesar otak) yang lebih kuat terhadap pemulihan wawasan eksplisit," tambahnya.

Dengan kata lain studi ini mengindikasikan bahwa keunggulan anak-anak dalam mengekstrak berbagai fitur dari lingkungan yang kompleks bisa jadi merupakan hasil dari peningkatan pemrosesan kualitas representasi memori di dalam hippocampal saat tidur, terutama saat mencapai tahapan slow-wave. Tentu saja hal ini memberikan keuntungan tersendiri bagi anak-anak yang jam tidurnya memadai atau kualitas tidurnya lebih baik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar